Minggu, 10 Februari 2008

Rujukan dan bantahan Bid'ah

Beberapa rujukan dari pelaku bid’ah serta bantahannya:
--------------------------------------------------------------------
Dan pada masa sekarang banyak terjadi di kalangan umat Muslim yang memahami adanya bid’ah hasanah ( bid’ah yg baik) maka hal ini tak lepas dari dua hal,

_1 Bukan bid’ah tetapi disangka bid’ah
._2 Bid’ah yang buruk tetapi diketahui keburukannya.( dan diabaikan))

Segala sesuatu yang diklaim sebagai bid’ah hasanah, maka itulah jawabannya . sehingga tidak ada jalan masuk bagi ahli bid’ah untuk menjadikannya bid’ah hasanah. Karena ditangan kita pedang tajam dari Rasulullah SAW yaitu;( setiap bid’ah adalah kesesatan). Pedang tajam itu dibuat di dalam ‘Pabrik kenabian’ dan dimasa turunnya risalah. Jadi tidak ada dan tidak mungkin namanya bid’ah hasanah ada, sadarlah wahai saudaraku kaum Muslimin. Pergunakanlah dan ingatlah pedang tajam dari Rasulullah SAW itu selalu, seperti sabdanya;

“Setiap bid’ah adalah kesesatan”

Kemudian ada betikan yg mengatakan tentang apa yg dikatakan Umar bin Al-khaththab RA. Ketika ia memerintahkan kepada Ubay bin Ka’ab dan Tamin Ad-Darami di bulan Ramadhan agar melaksanakan shalat dengan orang banyak, maka ia keluar ketika orang-orang melaksanakan shalat dengan dipimpin oleh seorang imam, maka ia berkata,

“ sebaik-baik bid’ah adalah ini, tetapi orang-orang yang tidur dulu lebih baik daripada mereka yang melaksanakan sekarang ini”

Maka seharusnya kita memahami bid’ah yg dimaksud oleh Umar RA “bid’ah paling baik” itu adalah bid’ah yg tidak termasuk kedalam bid’ah yg dimaksud oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya ( setiap bid’ah adalah kesesatan). Akan tetapi , Umar dengan kata-katanya “ bid’ah paling baik” adalah berkumpulnya semua orang kepada seorang imam, atau dengan kata lain mengajak orang shalat tarawih berjemaah dengan satu imam dimesjid, karena sebelumnya mereka terpecah-pecah.Dan ingat qiyamu Ramadhan berjemaah dimesjid adalah sebagian dari sunnah Rasulullah SAW .

Dan hakikatnya : tidak boleh bagi seorang untuk melawan sabda Rasulullah SAW dengan perkataan apapun.Tidak pula dengan perkataan Abu Bakar, Umar,Utsman,Ali yg merupakan orang paling utama,kedua,ketiga dan keempat setelah Nabi; dan tidak pula dengan perkataan orang lain, karena Allah SWT berfirman,

“…..Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasulullah takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” ( An-Nuur: 63)

Kemudian orang mengatakan,”banyak barang-barang bid’ah yang diterima di kalangan kaum muslim dan mereka melakukannya, padahal semuanya itu tidak dikenal di zaman Rasulullah SAW, seperti sekolah,penyusunan buku, fasilitas tehnologi dan lain sebagainya.Bid’ah-bid’ah semacam itu telah dianggap baik oleh kaum muslimin dan mereka melakukannya. “Mereka juga berpendapat bahwa semua itu termasuk sebaik-baik pekerjaan, maka bagaimana bias dikumpulkan antara hal-hal semacam itu yang telah hampir menjadi konsensus di antara kaum muslim dengan sabda panglima,nabi,dan utusan Rabb sekalian alam,

“Setiap bid’ah adalah kesesatan”

Maka jawabannya; Kita harus mengatakan bahwa sebenarnya semua itu bukan bid’ah,namun sarana yang sesuai dengan syariat. Sarana akan selalu berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu yang lain. Maka kaidah dan Akhlaklah yang akan menentukan sarana menjadi tujuan sesuai dengan syariat yang baik atau tidak. Haram atau Halal.bermanfaat atau mudharat.

Dan sebahagian orang yang mempertanyakan sabda Rasulullah Saw,

“Barangsiapa menetapkan dalam Islam sunnah yang baik, maka baginya pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkannya hingga hari Kiamat.” diriwayatkan Muslim) shahih muslim1017

Maka Jawabannya; Sesungguhnya orang yg mengatakan ,” barangsiapa yg menetapkan syariat yg baik dalam Islam”, dia adalah orang yg mengatakan “setiap bid’ah adalah kesesatan” . Tidaklah mungkin dari seorang yg jujur dan terpercaya muncul kata-kata yg mendustakan kata-katanya yg lain.
Barangsiapa yg menyangka bahwa firman Allah SWT atau kata-kata Rasulullah SAW saling bertentangan,maka hendaklah dia melakukan peninjauan ulang.Karena sangkaan demikian itu muncul hanya karena salah satu dari dua hal:

+_ kepicikan, atau+_ kesembronoannya

Renungkanlah …apa mungkin terjadi pertentangan di dalam kata-kata Allah SWT atau didalam kata-kata Rasulullah SAW.

Adapun kandungan yg tersimpan dalam hadits tersebut ; sebagai jawaban yg lain adalah, “ Barangsiapa yg menghidupkan kembali sunnah yg pernah ada ,lalu menghilang ,lalu menghidupkan kembali.”Dengan kata lain adalah Orang yg mengamalkannya sebagai pelaksanaan dan bukan sebagai pensyariatan,karena pensyariatan adalah terlarang. Setiap bid’ah adalah kesesatan.

disadur dari; "kumpulan tanya jawab Bid'ah dalam Ibadah" disusun oleh; Hammud bin Abdullah Al-Mathr

Tidak ada komentar: