Selasa, 14 Juli 2009

JENDELA PERADABAN KINI

Bila dulu sejarah selalu mampu mendefinisikan peradaban dengan homogen sekarang tidak lagi. Saat ini kita dihadapkan pada sajian dan jamuan peradaban yang kian kompleks; sarat dengan rekayasa keserakahan dan slogan kosong yang menyesakkan dan  mengecoh jiwa-jiwa yang berakal, ( manusia) namun terseret tak bernurani Telah Membentuk budaya yang hipokrit !

Se-Makna kesadaran dan kegelisahan diatas yang tanpa bisa dibendung , lahirlah pertanyaan; Bisakah kita…mentolerir peradaban yang melukai ruh/ nurani sekalipun yang terkadang di claim sebagai kebesaran jiwa ?,  Ataukah memang kini jiwa dan hati nurani selalu di nomor seratuskan? Bukankah sesungguhnya Jiwa adalah jendela peradaban yang sebenar-nya. Namun ketika kita dapati Jendela-jendela itu kosong, Suram, kelam, bahkan berdarah-darah. Lalu diposisi/derajat apakah peradapan itu sekarang? Atau setidak-tidaknya apakah nama peradapan itu sekarang..........???

Barangkat dari fenomena tentang jiwa-jiwa (manusia) yang dengan sadar telah memilih menjadi “bingung”, kosong, Liar, dan apatis yang termazhab oleh akal, logika, ambisi dan   apatisme yang telah menyeret budaya pada lubang hitam PeradabaN

Jendela Jiwa adalah Jendela rumah Manusia.

Jendela peradapan adalah Jendela Dunia, Rumah umat Manusia .

Kita adalah Jendela” kita yang melihat dan kita yang dilihat