Minggu, 24 Februari 2008

"bANGKAI" pLURALIsME & lIBeRALIsME

SAdARLaH UmMaT MusLim:
Pluralisme dan Liberalisme Agama
merupakan pintu masuk bagi
penghancuran agama itu sendiri
.
Hal
ini sudah menimpa agama Nasrani
ratusan tahun lalu di Eropa dan Amerika, sehingga gereja di sana
banyak yang kosong dan kemudian dijual. Banyak pula orang Eropa dan
Amerika yang mengaku sebagai Kristiani kian lama kian sedikit dan berubah
menjadi agnostik, kaum yang tidak mau tahu soal agama. Inilah buah dari
Liberalisme yang melanda umat Kristiani Eropa dan AS.

Setelah itu, kaum Liberalisme dan Pluralisme yang didalangi oleh apa
yang disebut-sebut Henry Ford sebagai The International Jews ini mengarahkan
sasarannya ke umat Islam dunia. Indonesia sebagai negeri kaum Muslimin
terbesar dunia menjadi tujuan utama gerakan penghancur agama ini. Berkedok
sebagai Islam Pluralis, Islam Liberalis, Islam Damai, Islam
Kultural, dan kedok-kedok lainnya, mereka mencoba mendangkalkan agama
Allah ini.
Selain membentuk Jaringan Islam Liberal (JIL), mereka juga melakukan
promosi di dunia maya. Salah satunya, mereka membuat situs www.libforall.com
yang awalnya (2003) hanya berbahasa Inggris namun beberapa waktu lalu
telah pula diluncurkan versi bahasa Indonesia. Tujuannya apa lagi jika
bukan untuk memperluas cakupan “jualannya”.
Di halaman pertama kita akan disambut dengan kalimat “LibForAll Foundation
adalah sebuah institusi yang berusaha mewujudkan dunia yang damai
berdasarkan nilai-nilai luhur agama di bawah bimbingan dan perlindungan Yang
Mulia KH. Abdurrahman Wahid dan para ulama lain. ”
Masih di halaman yang sama, Associated
Press menulis bahwa CEO LibFor All, Holland Taylor, tengah berupaya
menghimpun tokoh-tokoh Liberalis dan Pluralis ber-KTP Islam di seluruh
dunia untuk membentuk satu jaringan “Muslim Moderat”. Inilah
kalimatnya: “Pendiri-bersama LibForAll C. Holland Taylor sedang menghubungkan
para pemimpin Muslim moderat dalam sebuah jaringan mercusuar di dalam
dunia Islam yang akan mempromosikan toleransi dan kebebasan berpikir dan
beribadah. ”
“Kebebasan beribadah” di sini
diartikan sebagai “Walau Anda Muslim,
Anda bebas memilih mau sholat apa
tidak. Itu terserah kepada Anda”
Sebab, bukan rahasia umum lagi jika
kelompok ini orang-orangnya sering
tidak sholat.
Sholahuddin Wahid, adik
kandung Gus Dur, pernah berkata dalam satu acara, “Saya tahu betul, Gus Dur
itu tidak sholat. ” Yang kelihatan konyol, terdapat satu
kalimat di halaman “Kultur Pop” yang penuh dihiasi tulisan dan gambar band
Dewa-19 pimpinan Ahmad Dhani—yang beribu kandung seorang Yahudi-Jerman—
yang berbunyi: “Kata-kata “Laskar Jihad” berarti “The Warriors of
Jihad. ” Ia juga merupakan nama sebuah kelompok radikal yang telah
bertanggung jawab atas meninggalnya ribuan umat Kristen di Indonesia
timur, Maluku dan Sulawesi baru-baru ini, dan telah mengusir setengah
jutaan lainnya dari rumah mereka. ” Yang membuat konyol bukan soal Laskar
Jihadnya, karena laskar yang ini pun kita tahu betul apa kerjanya ketika
tengah bergelora Jihad di Ambon. Tetapi, kekonyolan yang menganggap
pihak Muslim yang harus bertanggungjawab atas matinya ribuan
umat Kristen di Maluku dan Sulawesi. Padahal, yang memulai konflik, yang
memulai serangan, memulai pembantaian, memulai perkosaan, memulai pengusiran,
di Ambon sama sekali bukan umat Islam, tapi non-Muslim. Betapa naifnya
kalimat itu. Situs ini pun tanpa tedeng aling-aling
menyatakan kelompok Islam Radikal sebagai kelompok yang diilhami Setan.
Lihat saja halaman berjudul “Sebuah ‘Fatwa Musikal’ Melawan Kebencian & Terorisme
Religius”.
Bendera perang telah dikibarkan oleh mereka. Genderang telah ditabuh. Umat
Islam Indonesia harus dididik agar memahami dengan penuh kesadaran agar
bisa menilai mana Islam yang benar dan baik, Islam yang berkiblat ke Makkah,
yang Nabinya bernama Muhammad Rasulullah SAW, dan mana Islam made in
Amerika yang berkiblat ke Washington dan Pentagon, serta nabinya bernama
George W. Bush.
Ini merupakan pekerjaan besar yang harus ditunaikan
oleh orang-orang yang menyandang sebutan Ustadz dan Ulama.
Tinggalkanlah paradigma bahwa umat itu komoditas atau alat untuk mendorong
mobil mogok, yang didekati jika sedang diperlukan, namun ditinggal kabur
ketika sudah tidak dibutuhkan.
Diambil dari Eramuslim